BAB
I
A. Pendahuluan
Tari
Wiranjaya merupakan salah satu tari kekebyaran . Tari Kekebyaran meliputi
berbagai jenis tarian tunggal, duet, trio, kelompok dan sendratari. Tari-tari
ini dikelompokan sebagai Kekebyaran bukan hanya karena diiringi dengan gamelan Gong Kebyar, namun karena
gerakannya yang dinamis dan bernafas kebyar. Oleh sebab itu, dalam kelompok ini
terdapat Tari Lepas dan Sendra Tari. Tari Lepas adalah tari-tarian yang jangka
waktu pentasnya relatif pendek, tidak berkaitan (terlepas-lepas) antara yang
satu dengan lainnya, baik yang bercerita maupun tanpa cerita.( Tari kekebyaran,
Bali Galang ).
Tari Wiranjaya ini hampir sama
dengan Tari Truna Jaya. Akan tetapi ada sedikit perbedaan yang membuat kedua
tarian ini terlihat beda. Kesamaan yang terlihat meliputi gending – gending
kekebyaran yang hampir sama, dan dari segi ragam geraknya pun hampir sama (
wawancara,Sumiasa ). Tarian Wiranjaya ini hampir tidak diketahui oleh
masyarakat, karena kalah pamor dengan tari Truna Jaya.Namun jika tari ini
dipentaskan, antusias masyarakat yang menonton terbilang cukup besar ( Bali
Post, 2011:12).
Menurut Hasil wawncara dengan salah
satu pencipta tari wiranjaya yaitu I Putu Sumiasa, beliau menuturkan “ Tari ini
dulunnya sangat terkenal di Daerah Dauh Njung”( 26 NOV.2011). Pada saat
wawancara beliau juga menyampaikan harapan – harapan beliau tentang eksistensi
tari Wiranjaya. Agar tarian ini lebih dikenal dan dicintai masyarakat Bali.
B. Rumusan
Masalah
Bertitik
tolak dari pendahuluan diatas, adapun beberapa rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana
asal mula Tari Wiranjaya?
2. Bagaimana
ragam gerak da kostum Tari Wiranjaya?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari karya tulis ini adalah :
1. Untuk
Mengetahui asal mula Tari Wiranjaya
2. Untuk
mengetahui ragam gerak dan kostum Tari Wiranjaya.
D.
Metode
Adapun
metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan merekam atau menonton rekaman – rekaman video yang
berkaitan dengan pembuatan karya tulis ini. Dalam metode dokumentasi ini kami
menonton Video Tari Wiranjaya dengan label : Aneka record, Gong Kebyar
Buleleng, Pesta kesenian Bali 2005.
2. Metode
Wawancara
Metode wawancara merupakan suatu cara
pengumpulan data dengan mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan karya
tulis ini. Dalam metode wawancara ini kami mewawancarai, Dr. Ni Luh Sustiawati,
M.Pd dengan Ayahanda Bapak I Putu Sumiasa, Sabtu 26 November 2011.
Karena kurangnya artikel mengenai Tari
Wiranjaya jadi kami hanya mampu mendapatkan refrensi dari internet selain
dokumentasi dan wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Tari Wiranjaya
Diawali dengan
sering diadakan kegiatan mebarung atau pertandingan Gong Kebyar di Buleleng
antara Dangin Njung dengan Dauh Njung
(antara Buleleng Barat dengan Buleleng Timur) yaitu antara desa Jagaraga (
Buleleng Timur) dengan desa Kedis
(Buleleng Barat).Menurut penuturan I Putu Sumiasa bahwa kegiatan
mebarung tersebut biasa dilaksanakan untuk memeriahkan acara gelar seni pada
pasar malam, dan hari-hari kebesaran,17 Agustusan. Pada saat mebarung belum ada
nama tari Trunajaya dan tari Wiranjaya, yang ada hanya tari Kebyar Buleleng,
versi Dangin Njung dan Dauh Njung.
Kemudian, sesudah ada tari Trunajaya dan Palawakya dari Dangin Njung yang
diciptakan oleh I Gede Manik (alm), maka pementasan yang dilakukan pada saat mebarung
hanya memetaskan 2 buah tarian saja yaitu Tari palawakya dan Tari Trunajaya
Desa dauh Njung
pada awalnya jauh tertinggal dari Desa Dangin Njung, rasa bosan mulai dirasakan
oleh masyarakata sekitar. Yang hanya bisa menonton dua buah tarian saja. Setelah
itu muncul keinginan I Putu sumiasa bersama dengan Pamannya yang bernama I
Ketut Merdana untuk membuat sebuah tarian yang digunakan untuk mewakili
kesenian dari Desa Dauh Njumg, tarian ini dinamakan Tari Wiranjaya. Tari ini
diciptakan pada tahun 1957, pada saat Bapak I Putu Sumiasa baru menyelesaikan
Sekolah SMEA Negeri di Jogjakarta.
Dengan
diciptakannya Tari Wiranjaya ini mengakibatkan tumbuhnya rasa bangga masyarakat
Dauh Njung, karena pada saat kegiatan mebarungan, Desa Dauh Njung mempunyai
tarian yang mewakilkannya. Pada saat itu Tari Palawakya dibawakan oleh Dauh
Njung dan Dangin Njung sebagai tari pembuka, Untuk Tarian yang berikutnya yang
dipentaskan adalah Tari Wiranjaya oleh Dauh Njung dan Tari Truna Jaya oleh
Dangin Njung.
Untuk Tabuh atau
gending Tari Wiranjaya juga diciptakan oleh I Putu Sumiasa bersama Pamannya.
Tabuh dari Tari Wiranjaya ini mengadopsi kekebyaran Buleleng yang hampir sama
dengan Tari Truna Jaya. Gerak Tarinya pun mengadopsi dari Tari Truna Jaya.
Menurut I Putu Sumiasa . Bapak I Putu Sumiasa juga menuturkan bahwa pemakaian
tabuh yang menyerupai Taruna Jaya karena ingin menunjukan kekentalan dari cirri
khas kekebyaran Buleleng.
B.
Sinopsis
Tari Wiranjaya
Tari wiranjaya
tergolong kedalam tari bebancihan. Menurut Sumiasa dalam wawancara yang kami
lakukan mennyebutkan bahwa synopsis dari Tari Wiranjaya sebenarnya tidak pernah
dibuat. Beliau juga mengatakan pada awal penciptaan Tari Wiranjaya beliau tidak
memikirkan cerita yang diangkat sebagai synopsis, synopsis itu ada karena pada
saat beliau diundang untuk pentas di Taman Izmail Marzuki Jakarta tahun 1963.
Dan disana beliau ditanyakan tentang sinopsisnya, segera beliau berfikir dan
mengatakan, “ Tari Wiranjaya mengisahkan
dua putra pandu yaitu Nakula dan Sahadewa yang sedang belajar memanah di
Pasraman yang dikelola oleh Bhagawan Tamba Petra”.
C. Ragam
Gerak tari Wiranjaya
Tari
wiranjaya merupakan tari kekebyaran yang ditarikan oleh dua orang penari
putrid. Struktur tarinya sama dengan tari Truna Jaya dan Tari bali pada
umumnya. Adapun struktur tari dan ragam gerak Tari wiranjaya adalah
1. Papeson
Tayung Truna Jaya, Agem
kanan, Nyalud, nyogroh(nergah), Agem kiri, ngoyod, nabdab gelungan, ngunda,
putar, ngeseh, gelatik nut papah.
Gerakan yang menjadi
cirri khas Tari Wiranjaya pada bagian Papeson adalah :
-
Gerakan nyogroh( nergah ) yang dilakukan
kekanan ataupun kekiri dengan tangan dalam posisi agem dan satunya dalam posisi
nepuk dada.
-
Gerakan nabdab Gelungan yang dilakukan
dengan kedua tangan, dengan telapak tangan menghadap keatas.
-
Gelatik nut papah yang dilakukan setelah
gerakan ngeseh yang hanya dilakukan sekali, kekanan, maupun kekiri, dengan
posisi tangan nepuk dada.
2. Pangawak
Nyalid, gelatik nut
papah, agem, nyalud, ngeliput, ngepik, ngumbang, ngunda, putar, kebyar seperti
Truna Jaya.
Gerakan yang menjadi
cirri khas Tari Wiranjaya pada bagian Pangawak adalah :
-
Ngumbang yang dilakukan menghadap
blakang, dengan aksen nudnik menggunakan ujung kaki kiri.
-
Gerakan ngunda yang dilakukan sambil
berputar
3. Pengecet
Ngoyod,ngeliput, putar,
ngoyod, ngenjet, ngiluk, ngembat, duduk, agem, ngenjet, ngepik, ngeseh, tanjek
panjang
Gerakan yang menjadi
cirri khas Tari Wiranjaya dalam bagian pengecet adalah :
-
Gerakan kaki seperti ngenjet yang digabung
dengan gerakan menengok dengan posisi kipas ngepel.
-
Gerakan ngoyod kekanan dan kekiri yang
dilakukan dengan volume yang lebih besar, dengan gerakan mengenjet, posisi
tangan seperti nabdab gelungan, dilakukan bergantian.
D.
Kostum
dan Properti
Adapun
Kostum yang digunakan dalam tari wiranjaya adalah :
1. Kepala
-
Destar kuning yang diprada
-
Kerucut
-
Petitis
-
Gruda Mungkur
-
Lenter
-
Rumbing
Pada bagian belakang
destar dibentuk menyerupai gelungan baris yang berbentuk segitiga, dengan ujung
destar dibawa diatas telinga diurai kebawah, bagian depan memakai petites, dan
destar dibentuk seperti janggar dan pada bagian samping ditambahkan lenter.
2. Badan
-
Bapang ( Badong )
-
Gelangkana atas
-
Gelangkana bawah
-
Sabuk prada
-
Tutup dada
-
Ampok – ampok
-
Panah
Bapang yang digunakan
menyerupai bapang tari bebancihan
Untuk panah yang
dipakai adalah menyerupai tempat anak panah dan anak panahnya, di letakan
dibelakang.
3. Bagian
Bawah
-
Celana Kuning
-
Kain kuning Prada
-
Gelang kaki
Disini juga terdapat
perbedaan dengan tari truna jaya, tari wiranjaya tidak memakai lelancingan
kesamping, akan tetapi memakai kain dengan cara lelancingan depan, dan setengah
dibawa kebelakang.
Properti yang digunakan
adalah kipas atau kepet
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
beberapa uraian diatas dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut :
-
Tari Wiranjaya tergolong tari kebyar
bebancihan, yang berasal dari Desa Dauh Njung( Buleleng Barat ).
-
Tari Wiranjaya diciptakan oleh I Putu
Sumiasa dengan Pamannya yakni I Ketut Merdana pada tahun 1957.
-
Tari ini hampir mirip dengan tari Truna
Jaya, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan didalamnya.
-
Hingga kini tarian ini masih belum
terlalu terkenal di Bali pada Umumnya karena gaung dari Tari Trunajaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bali Post, Berita
Budaya, 2011, Denpasar
http.//www.balipost.co.id/mediadetail.php
http//jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/803/1382
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Foto
Bapak I Putu Sumiasa, Pencipta Tari Wiranjaya


Foto
Proses Wawancara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar